SOLO "Spirit Of Java"

Jumat, 04 Mei 2012

Review Jurnal “Penggunaan Sistem Pakar dalam Pengembangan portal Informasi untuk Spesifikasi Jenis Penyakit Infeksi”


  1. Identifikasi Masalah
Secara garis besar permasalahan yang harus dihadapi adalah sebagai berikut:
a.       Kebutuhan masyarakat akan sarana informasi kesehatan, khususnya menyangkut penyakit-penyakit berbahaya, seperti penyakit infeksi.
b.      Kebutuhan masyarakat akan sarana pembelajaran yang efektif mengenai dunia kesehatan.
c.       Kebutuhan masyarakat akan sarana konsultasi, yang dapat membantu mengidentifikasi dini penyakit-penyakit berbahaya, seperti halnya penyakit infeksi.
d.      Kebutuhan pemerintah atau instansi kesehatan lainnya terhadap sarana sosialisasi, dan penyuluhan kesehatan.
e.       Pengetahuan masyarakat yang sangat terbatas mengenai dunia kesehatan, menyebabkan kelalaian, dan tingkat kesehatan di masyarakat semakin menurun.
f.       Ketidak-waspadaan masyarakat terhadap penyakit-penyakit berbahaya, dapat menyebabkan terlambatnya penanggulangan penyakit tersebut, sehingga berdampak pada keselamatan jiwa masyarakat itu sendiri.

  1. Tujuan Penelitian
a.       Memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan menciptakan sebuah sarana penyampaian informasi dan pembelajaran yang efektif menyangkut dunia kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan penyakit-penyakit infeksi.
b.      Memahami dan memperoleh model pengetahuan untuk spesifikasi jenis penyakit-penyakit infeksi.
c.       Membantu dalam melakukan identifikasi penyakit infeksi secara dini, melalui pengolahan komputer, sehingga penanganan lebih lanjut terhadap penyakit tersebut dapat dengan cepat dilakukan.
d.      Memberikan gambaran secara umum, penjelasan, dan bila diperlukan dapat menyampaikan asumsi-asumsi kepada masyarakat menyangkut penyakitpenyakit infeksi.
e.       Pada kondisi tertentu dapat dinilai lebih mengefesiensikan waktu dan menghemat biaya, jika dibandingkan menggunakan tenaga medis atau peralatan medis secara langsung.

  1. Batasan Masalah
Batasan masalah pada pengembangan Portal Informasi adalah mencakup : pengguna (user) beserta pengelolaannya, berita beserta pengelolaannya, artikel beserta pengelolaannya, jajak pendapat (polling) beserta pengelolaannya, buku tamu beserta pengelolaannya, kontak admin beserta pengelolaannya, link beserta pengelolaannya, serta penerapan sekuritas.
Batasan masalah pada pengembangan Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit infeksi dibatasi pada kategori penyakit-penyakit antara lain : demam berdarah, demam cikungunya, flu burung, leptospira. Sistem Pakar ini secara bertahap dirancang agar dapat bersifat fleksibel, sehingga dapat memberikan kemudahan pada pengembangan selanjutnya.
Pengelompokan pengguna (user) dari Portal Informasi dan Sistem Pakar terbagi menjadi : Administrator (pengguna dengan akses penuh), Operator (pengguna dengan akses semi penuh), dan Member (pengguna umum yang terdaftar). Adapun pengguna umum yang tidak terdaftar, tidak dikategorikan sebagai pengguna (user) dalam sistem. Pada pengembangannya Portal Informasi dan Sistem Pakar ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.

  1. Metodologi Penelitian
Metode Penelitian meliputi :
  1. Penelitian Rekayasa
Penelitian rekayasa merupakan penelitian yang menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu rancangan, guna mendapatkan suatu kinerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Penelitian diarahkan untuk membuktikan bahwa rancangan tersebut memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Penelitian berawal dari menentukan spesifikasi rancangan yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan, memilih alternatif yang terbaik, dan membuktikan bahwa rancangan yang dipilih dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan secara efisien, efektif dan dengan biaya yang murah.
  1. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mencakup pengumpulan data mengenai jenis-jenis penyakit infeksi, gejala penyakit infeksi, penanganan, pencegahan dll, pengumpulan data mengenai Sistem Pakar, dan Sistem Pakar diagnosis penyakit, dimana pengumpulan datanya didapat dari berbagai literatur, dan media penunjang lainnya seperti internet.
  1. Metode pengembangan
Dalam pengembangan suatu sistem diperlukan adanya suatu metode yang sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dengan mengikuti metode atau prosedur-prosedur yang diberikan, maka diharapkan pengembangan sistem dapat berjalan dengan baik. Adapun dalam melakukan pengembangannya, aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar ini mengacu kepada model proses pengembangan Perangkat Lunak waterfall.

  1. Landasan Teori
  1. Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya kolonisasi yang dilakukan oleh organisme penginfeksi (patogen) terhadap organisme pejamu rentan, sehingga dapat membahayakan pejamu rentan tersebut. Organisme penginfeksi (patogen) menggunakan sarana yang dimiliki oleh pejamu rentan untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya akan merugikan pejamu rentan. Patogen mengganggu fungsi normal pejamu rentan, dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, bahkan kematian. Reaksi pejamu rentan terhadap infeksi tersebut disebut dengan peradangan.
  1. Portal Infromasi
Portal Informasi adalah sekumpulan aplikasi yang melibatkan data yang telah diproses atau diolah, sehingga data-data tersebut dapat saling melengkapi guna dihasilkan bahan informasi baru yang bermanfaat. Dengan dikembangkannya sebuah Portal Informasi, diharapkan segala bentuk kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, serta penyampaian informasi menjadi lebih baik dan efisien. Portal Informasi tidak selalu melibatkan komputer, Portal Informasi yang menggunakan komputer biasa disebut Portal Informasi berbasis komputer. Sebuah Portal Informasi dirancang untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyampaikan informasi. Adapun elemen-elemen yang dimiliki sebuah Portal Informasi berbasis komputer adalah sebagai berikut :
1.      Perangkat keras (hardware)
2.      Perangkat lunak (software)
3.      Prosedur
4.      Manusia (brainware)
5.      Basisdata
6.      Jaringan komputer dan komunikasi data
  1. Sistem Pakar
Sistem Pakar merupakan salah satu bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), definisi Sistem Pakar itu sendiri adalah sebuah program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang pakar, dimana Sistem Pakar menggunakan pengetahuan (knowledge), fakta, dan teknik berfikir dalam menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dari bidang yang bersangkutan. Dalam pengembangan suatu Sistem Pakar, pengetahuan (knowledge) mungkin saja berasal dari seorang ahli, atau merupakan pengetahuan dari media seperti majalah, buku, jurnal, dan sebagainya. Selain itu pengetahuan yang dimiliki Sistem Pakar bersifat khusus untuk satu domain masalah saja. Semakin banyak pengetahuan yang dimasukan kedalam Sistem Pakar, maka sistem tersebut akan semakin baik dalam bertindak, sehingga hampir menyerupai pakar yang sebenarnya.
  1. Tujuan Sistem Pakar
Tujuan dari sebuah Sistem Pakar adalah mentransfer kepakaran yang dimiliki seorang pakar kedalam komputer dan kemudian kepada orang lain (non expert). Aktivitas pemindahan kepakaran adalah :
·   Knowledge Acquisition (dari pakar atau sumber lain)
·   Knowledge Representation (ke dalam komputer)
·   Knowledge Inferencing
·   Knowledge Transfering
  1. Arsitektur Sistem Pakar
Komponen-komponen yang terdapat dalam Sistem Pakar tersebut terdiri dari antarmuka pemakai, basis pengetahuan : fakta dan aturan, akuisisi pengetahuan, mekanisme inferensi, workplace, fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan.
· Antarmuka Pemakai
Antarmuka pemakai memberikan fasilitas komunikasi antara pemakai dan sistem, memberikan berbagai fasilitas informasi dan berbagai keterangan yang bertujuan untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan solusi.
· Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan berisi pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen ini disusun oleh dua elemen dasar yaitu fakta dan aturan.
· Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan merupakan proses untuk mengumpulkan data pengetahuan terhadap suatu masalah dari sumber pengetahuan (berasal dari pakar atau media seperti majalah, buku, literatur, dll) kedalam komputer. Sumber pengetahuan tersebut dijadikan dokumentasi untuk diolah, dipelajari dan diorganisasikan menjadi basis pengetahuan.
· Mekanisme Inferensi
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi merupakan bagian dari Sistem Pakar yang melakukan penalaran mengenai informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk menformulasikan kesimpulan. Secara umum terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mekanisme inferensi untuk pengujian aturan yaitu pelacakan kebelakang (backward chaining) dan pelacakan ke depan (forward chaining). Dalam pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori tujuan (goaldriven), pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan (hipotesa) dan selanjutnya dicari aturan-aturan yang memiliki tujuan tersebut dan dicari kesimpulannya (pembuktiannya). Sedangkan pelacakan ke depan merupakan pendekatan yang dimotori oleh data (data-driven), pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Selain teknik penalaran tersebut, diperlukan juga teknik penelusuran data dalam bentuk jaringan yang terdiri atas node-node berbentuk pohon. Ada tiga teknik penelusuran data yang digunakan yaitu : depth-first search, breadht-first search dan best first search.

6.  Analisis Kebutuhan Sistem Pakar
a. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan pada Sistem Pakar untuk spesifikasi penyakit infeksi terdiri dari dua macam sumber pengetahuan Fakta dan Aturan. Fakta pengetahuan yang disimpan yaitu : pengetahuan mengenai jenis penyakit infeksi serta pengetahuan mengenai manifestasi (gejala atau tanda yang muncul) yang menimbulkan penyakit infeksi tesebut.
Informasi pengetahuan untuk jenis penyakit terdiri dari empat informasi penyakit infeksi yaitu penyakit flu burung (Avian Influenza), demam berdarah, demam cikungunya (Chik), dan leptospirosis (Leptospira), selain daripada itu ditambahkan pula kedalam basis pengetahuan informasi lainnya meliputi penjelasan menyangkut penyakit infeksi tersebut, serta cara penanganan yang dapat dilakukan.
Sedangkan informasi pengetahuan untuk manifestasi (gejala atau tanda yang
muncul) terdiri dari nama manifestasi itu sendiri yang berasal dari keluhankeluhan yang dialami oleh pasien, yang menunjukan adanya kemungkinan terjangkit penyakit infeksi tersebut. Adapun aturan yang disimpan merupakan pengetahuan yang didasarkan pada keterkaitan antara penyakit yang muncul dengan manifestasi (gejala dan tanda) yang menyebabkan penyakit tersebut muncul. Jadi basis aturan yang digunakan melibatkan hubungan antara kategori penyakit infeksi dengan manifestasimanifestasi yang menyebabkan penyakit tersebut.
b. Mekanisme Inferensi
Mekanisme inferensi mengandung suatu mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah, dalam hal ini bagaimana sistem dapat mengambil suatu kesimpulan berdasarkan manifestasi yang dimasukkan oleh pengguna. Pendekatan yang dipakai Sistem Pakar untuk spesifikasi penyakit infeksi menggunakan pelacakan ke depan (forward chaining) dimana pelacakan tersebut dimotori oleh data masukan keluhan pasien dan selanjutkan mencoba menggambarkan kesimpulannya dan penelusuran yang digunakan yaitu penelusuran depth-first search dimana penelusuran dimulai dari node akar kemudian penelusuran dilakukan secara vertikal dan mendalam. Adapun pada penerapannya, pendekatan dari forward chaining dan metode depthfirst search tersebut akan di implementasikan kedalam serangkaian query database yang digunakan untuk melakukan penalaran, penelusuran, dan pencocokan data dari tabel-tabel yang saling berhubungan pada Sistem Pakar tersebut.
Pada proses identifikasi, dalam keadaan tertentu mungkin saja satu manifestasi dapat dimiliki lebih dari satu jenis penyakit infeksi, maka solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan pengelompokan manifestasi berdasarkan jenis penyakitnya, sehingga pada proses penelusurannya, sistem pakar tidak lagi dipusingkan dengan manifestasi yang sama antar penyakit infeksi yang satu dengan yang lainnya, dan Sistem Pakar akan menggunakan suatu nilai temuan dari masing-masing manifestasi tersebut. Selanjutnya Sistem Pakar melakukan penghitungan jumlah temuannya, sehingga dengan jumlah nilai temuan tersebut, Sistem Pakar dapat menyimpulkan jenis penyakit infeksi yang paling dimungkinkan terjadi.
  1. Identifikasi Aktor
Aktor merupakan sesuatu yang berkomunikasi dengan system dan merupakan sesuatu yang eksternal dari system. Adapun aktor pada system pakar spesifikasi penyakit infeksi adalah :
·         Knowledge Engineer (Administrator, Operator)
Kegiatan yang dilakukan meliputi semua fitur pada aplikasi
·         Non Pakar (Member)
Kegiatan yang dilakukan hanya meliputi konsultasi dan menampilkan penjelasan dari sistem
7.      Perancangan
  1. Perancangan Basis Data
Dalam merancang sebuah basis data, diperlukan adanya pemodelan terhadap kebutuhan dan aktifitas yang terjadi pada basis data tersebut. Sehingga pada pelaksanaannya basis data tersebut dapat menjalankan proses dengan baik sesuai dengan kebutuhannya. Adapun perancangan basis data pada aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit infeksi adalah sebagai berikut :
·         Entity Relationship DiagramEntity Relationship Diagram adalah bentuk pemodelan hubungan antar entitas beserta keterkaitannya dengan tabel-tabel yang lain.
·         Struktur Tabel
Merupakan deskripsi lengkap dari table-tabel yang terlibat pada aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar.
  1. Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit infeksi terdiri atas arsitektur perangkat lunak dan gambaran antarmuka pemakai. Dimana arsitektur perangkat lunak digambarkan dengan structure chart, dan akan menjelaskan secara terpisah proses-proses yang terjadi, beserta data-data yang terlibat didalamnya.
Sedangkan Antarmuka Pemakai merupakan bagian dari sistem yang digunakan sebagai media perantara dalam penyampaian data dan informasi dari dan ke pengguna.
  1. Perancangan Aturan Pada Basis Pengetahuan
Berdasarkan proses analisis, maka perancangan aturan melibatkan keterkaitan atau hubungan antara manifestasi dengan kategori penyakit infeksi.
                        Berikut ini merupakan contoh implementasi aturan :
Kategori penyakit demam berdarah :
IF [demam tinggi AND pendarahan dihidung AND pendarahan digusi AND nyeri perut dan mual AND muntah darah AND berak darah AND sakit kepala AND nyeri otot AND nyeri sendi AND nyeri ulu hati AND bintik merah pada kulit AND tekanan darah menurun] THEN [Nilai temuan = 12].
Kategori penyakit demam cikungunya
IF [demam tinggi AND postur tubuh membungkuk AND nyeri perut dan mual AND muntah AND sakit kepala AND nyeri otot AND nyeri sendi AND bintik merah pada kulit AND badan lemas AND tekanan darah menurun] THEN [Nilai temuan = 10].
Kategori penyakit leptospirosis :
IF [demam tinggi AND nyeri perut dan mual AND nyeri otot AND nyeri sendi AND sakit kepala AND sesak nafas] THEN [Nilai temuan = 6].
Mengingat Sistem Pakar menggunakan metode penghitungan dari nilai temuan, m aka berdasarkan penalaran aturan diatas, maka dapat disimplulkan penyakitinfeksi yang paling dimungkinkan terjadi adalah demam berdarah dengan 12 nilai temuan, dan adapun kemungkinan kedua adalah demam cikungunya dengan 10
nilai temuan.
Berikut ini merupakan implementasi antarmuka pemakai (interface) untuk aplikasi
Portal Informasi dan Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit infeksi.
Contoh halaman portal dalam penggunaan aplikasi
Implementasi halaman identifikasi tahap 1.


Kesimpulan dan Saran

Setelah mengamati identifikasi masalah yang ada, diantaranya :
  1. Kebutuhan masyarakat akan sarana informasi kesehatan, khususnya menyangkut penyakit-penyakit berbahaya, seperti penyakit infeksi.
  2. Kebutuhan masyarakat akan sarana pembelajaran yang efektif mengenai dunia kesehatan.
  3. Kebutuhan pemerintah atau instansi kesehatan lainnya terhadap sarana sosialisasi, dan penyuluhan kesehatan.
  4. Pengetahuan masyarakat yang sangat terbatas mengenai dunia kesehatan, menyebabkan kelalaian, dan tingkat kesehatan di masyarakat semakin menurun.
  5. Ketidakwaspadaan masyarakat terhadap penyakit-penyakit berbahaya, dapat menyebabkan terlambatnya penanggulangan penyakit tersebut, sehingga berdampak pada keselamatan jiwa masyarakat itu sendiri.

Daftar Pustaka

Wijaya, Rahmadi. (2007). Penggunaan Sistem Pakar dalam Pengembangan portal Informasi
untuk Spesifikasi Jenis Penyakit Infeksi. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan
Komputer CIC. Jurnal Informatika, Vol. 3, No.1, Juni 2007:63-88.