SOLO "Spirit Of Java"

Jumat, 04 Mei 2012

Review Jurnal “Penggunaan Sistem Pakar dalam Pengembangan portal Informasi untuk Spesifikasi Jenis Penyakit Infeksi”


  1. Identifikasi Masalah
Secara garis besar permasalahan yang harus dihadapi adalah sebagai berikut:
a.       Kebutuhan masyarakat akan sarana informasi kesehatan, khususnya menyangkut penyakit-penyakit berbahaya, seperti penyakit infeksi.
b.      Kebutuhan masyarakat akan sarana pembelajaran yang efektif mengenai dunia kesehatan.
c.       Kebutuhan masyarakat akan sarana konsultasi, yang dapat membantu mengidentifikasi dini penyakit-penyakit berbahaya, seperti halnya penyakit infeksi.
d.      Kebutuhan pemerintah atau instansi kesehatan lainnya terhadap sarana sosialisasi, dan penyuluhan kesehatan.
e.       Pengetahuan masyarakat yang sangat terbatas mengenai dunia kesehatan, menyebabkan kelalaian, dan tingkat kesehatan di masyarakat semakin menurun.
f.       Ketidak-waspadaan masyarakat terhadap penyakit-penyakit berbahaya, dapat menyebabkan terlambatnya penanggulangan penyakit tersebut, sehingga berdampak pada keselamatan jiwa masyarakat itu sendiri.

  1. Tujuan Penelitian
a.       Memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan menciptakan sebuah sarana penyampaian informasi dan pembelajaran yang efektif menyangkut dunia kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan penyakit-penyakit infeksi.
b.      Memahami dan memperoleh model pengetahuan untuk spesifikasi jenis penyakit-penyakit infeksi.
c.       Membantu dalam melakukan identifikasi penyakit infeksi secara dini, melalui pengolahan komputer, sehingga penanganan lebih lanjut terhadap penyakit tersebut dapat dengan cepat dilakukan.
d.      Memberikan gambaran secara umum, penjelasan, dan bila diperlukan dapat menyampaikan asumsi-asumsi kepada masyarakat menyangkut penyakitpenyakit infeksi.
e.       Pada kondisi tertentu dapat dinilai lebih mengefesiensikan waktu dan menghemat biaya, jika dibandingkan menggunakan tenaga medis atau peralatan medis secara langsung.

  1. Batasan Masalah
Batasan masalah pada pengembangan Portal Informasi adalah mencakup : pengguna (user) beserta pengelolaannya, berita beserta pengelolaannya, artikel beserta pengelolaannya, jajak pendapat (polling) beserta pengelolaannya, buku tamu beserta pengelolaannya, kontak admin beserta pengelolaannya, link beserta pengelolaannya, serta penerapan sekuritas.
Batasan masalah pada pengembangan Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit infeksi dibatasi pada kategori penyakit-penyakit antara lain : demam berdarah, demam cikungunya, flu burung, leptospira. Sistem Pakar ini secara bertahap dirancang agar dapat bersifat fleksibel, sehingga dapat memberikan kemudahan pada pengembangan selanjutnya.
Pengelompokan pengguna (user) dari Portal Informasi dan Sistem Pakar terbagi menjadi : Administrator (pengguna dengan akses penuh), Operator (pengguna dengan akses semi penuh), dan Member (pengguna umum yang terdaftar). Adapun pengguna umum yang tidak terdaftar, tidak dikategorikan sebagai pengguna (user) dalam sistem. Pada pengembangannya Portal Informasi dan Sistem Pakar ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.

  1. Metodologi Penelitian
Metode Penelitian meliputi :
  1. Penelitian Rekayasa
Penelitian rekayasa merupakan penelitian yang menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu rancangan, guna mendapatkan suatu kinerja sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Penelitian diarahkan untuk membuktikan bahwa rancangan tersebut memenuhi spesifikasi yang ditentukan. Penelitian berawal dari menentukan spesifikasi rancangan yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan, memilih alternatif yang terbaik, dan membuktikan bahwa rancangan yang dipilih dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan secara efisien, efektif dan dengan biaya yang murah.
  1. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mencakup pengumpulan data mengenai jenis-jenis penyakit infeksi, gejala penyakit infeksi, penanganan, pencegahan dll, pengumpulan data mengenai Sistem Pakar, dan Sistem Pakar diagnosis penyakit, dimana pengumpulan datanya didapat dari berbagai literatur, dan media penunjang lainnya seperti internet.
  1. Metode pengembangan
Dalam pengembangan suatu sistem diperlukan adanya suatu metode yang sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dengan mengikuti metode atau prosedur-prosedur yang diberikan, maka diharapkan pengembangan sistem dapat berjalan dengan baik. Adapun dalam melakukan pengembangannya, aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar ini mengacu kepada model proses pengembangan Perangkat Lunak waterfall.

  1. Landasan Teori
  1. Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya kolonisasi yang dilakukan oleh organisme penginfeksi (patogen) terhadap organisme pejamu rentan, sehingga dapat membahayakan pejamu rentan tersebut. Organisme penginfeksi (patogen) menggunakan sarana yang dimiliki oleh pejamu rentan untuk dapat memperbanyak diri, yang pada akhirnya akan merugikan pejamu rentan. Patogen mengganggu fungsi normal pejamu rentan, dan dapat berakibat pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, bahkan kematian. Reaksi pejamu rentan terhadap infeksi tersebut disebut dengan peradangan.
  1. Portal Infromasi
Portal Informasi adalah sekumpulan aplikasi yang melibatkan data yang telah diproses atau diolah, sehingga data-data tersebut dapat saling melengkapi guna dihasilkan bahan informasi baru yang bermanfaat. Dengan dikembangkannya sebuah Portal Informasi, diharapkan segala bentuk kegiatan pengumpulan data, pengolahan data, serta penyampaian informasi menjadi lebih baik dan efisien. Portal Informasi tidak selalu melibatkan komputer, Portal Informasi yang menggunakan komputer biasa disebut Portal Informasi berbasis komputer. Sebuah Portal Informasi dirancang untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyampaikan informasi. Adapun elemen-elemen yang dimiliki sebuah Portal Informasi berbasis komputer adalah sebagai berikut :
1.      Perangkat keras (hardware)
2.      Perangkat lunak (software)
3.      Prosedur
4.      Manusia (brainware)
5.      Basisdata
6.      Jaringan komputer dan komunikasi data
  1. Sistem Pakar
Sistem Pakar merupakan salah satu bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence), definisi Sistem Pakar itu sendiri adalah sebuah program komputer yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang pakar, dimana Sistem Pakar menggunakan pengetahuan (knowledge), fakta, dan teknik berfikir dalam menyelesaikan masalah-masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh seorang pakar dari bidang yang bersangkutan. Dalam pengembangan suatu Sistem Pakar, pengetahuan (knowledge) mungkin saja berasal dari seorang ahli, atau merupakan pengetahuan dari media seperti majalah, buku, jurnal, dan sebagainya. Selain itu pengetahuan yang dimiliki Sistem Pakar bersifat khusus untuk satu domain masalah saja. Semakin banyak pengetahuan yang dimasukan kedalam Sistem Pakar, maka sistem tersebut akan semakin baik dalam bertindak, sehingga hampir menyerupai pakar yang sebenarnya.
  1. Tujuan Sistem Pakar
Tujuan dari sebuah Sistem Pakar adalah mentransfer kepakaran yang dimiliki seorang pakar kedalam komputer dan kemudian kepada orang lain (non expert). Aktivitas pemindahan kepakaran adalah :
·   Knowledge Acquisition (dari pakar atau sumber lain)
·   Knowledge Representation (ke dalam komputer)
·   Knowledge Inferencing
·   Knowledge Transfering
  1. Arsitektur Sistem Pakar
Komponen-komponen yang terdapat dalam Sistem Pakar tersebut terdiri dari antarmuka pemakai, basis pengetahuan : fakta dan aturan, akuisisi pengetahuan, mekanisme inferensi, workplace, fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan.
· Antarmuka Pemakai
Antarmuka pemakai memberikan fasilitas komunikasi antara pemakai dan sistem, memberikan berbagai fasilitas informasi dan berbagai keterangan yang bertujuan untuk membantu mengarahkan alur penelusuran masalah sampai ditemukan solusi.
· Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan berisi pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen ini disusun oleh dua elemen dasar yaitu fakta dan aturan.
· Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan merupakan proses untuk mengumpulkan data pengetahuan terhadap suatu masalah dari sumber pengetahuan (berasal dari pakar atau media seperti majalah, buku, literatur, dll) kedalam komputer. Sumber pengetahuan tersebut dijadikan dokumentasi untuk diolah, dipelajari dan diorganisasikan menjadi basis pengetahuan.
· Mekanisme Inferensi
Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Mesin inferensi merupakan bagian dari Sistem Pakar yang melakukan penalaran mengenai informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk menformulasikan kesimpulan. Secara umum terdapat dua pendekatan yang digunakan dalam mekanisme inferensi untuk pengujian aturan yaitu pelacakan kebelakang (backward chaining) dan pelacakan ke depan (forward chaining). Dalam pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori tujuan (goaldriven), pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan (hipotesa) dan selanjutnya dicari aturan-aturan yang memiliki tujuan tersebut dan dicari kesimpulannya (pembuktiannya). Sedangkan pelacakan ke depan merupakan pendekatan yang dimotori oleh data (data-driven), pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan, dan selanjutnya mencoba menggambarkan kesimpulan. Selain teknik penalaran tersebut, diperlukan juga teknik penelusuran data dalam bentuk jaringan yang terdiri atas node-node berbentuk pohon. Ada tiga teknik penelusuran data yang digunakan yaitu : depth-first search, breadht-first search dan best first search.

6.  Analisis Kebutuhan Sistem Pakar
a. Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan pada Sistem Pakar untuk spesifikasi penyakit infeksi terdiri dari dua macam sumber pengetahuan Fakta dan Aturan. Fakta pengetahuan yang disimpan yaitu : pengetahuan mengenai jenis penyakit infeksi serta pengetahuan mengenai manifestasi (gejala atau tanda yang muncul) yang menimbulkan penyakit infeksi tesebut.
Informasi pengetahuan untuk jenis penyakit terdiri dari empat informasi penyakit infeksi yaitu penyakit flu burung (Avian Influenza), demam berdarah, demam cikungunya (Chik), dan leptospirosis (Leptospira), selain daripada itu ditambahkan pula kedalam basis pengetahuan informasi lainnya meliputi penjelasan menyangkut penyakit infeksi tersebut, serta cara penanganan yang dapat dilakukan.
Sedangkan informasi pengetahuan untuk manifestasi (gejala atau tanda yang
muncul) terdiri dari nama manifestasi itu sendiri yang berasal dari keluhankeluhan yang dialami oleh pasien, yang menunjukan adanya kemungkinan terjangkit penyakit infeksi tersebut. Adapun aturan yang disimpan merupakan pengetahuan yang didasarkan pada keterkaitan antara penyakit yang muncul dengan manifestasi (gejala dan tanda) yang menyebabkan penyakit tersebut muncul. Jadi basis aturan yang digunakan melibatkan hubungan antara kategori penyakit infeksi dengan manifestasimanifestasi yang menyebabkan penyakit tersebut.
b. Mekanisme Inferensi
Mekanisme inferensi mengandung suatu mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah, dalam hal ini bagaimana sistem dapat mengambil suatu kesimpulan berdasarkan manifestasi yang dimasukkan oleh pengguna. Pendekatan yang dipakai Sistem Pakar untuk spesifikasi penyakit infeksi menggunakan pelacakan ke depan (forward chaining) dimana pelacakan tersebut dimotori oleh data masukan keluhan pasien dan selanjutkan mencoba menggambarkan kesimpulannya dan penelusuran yang digunakan yaitu penelusuran depth-first search dimana penelusuran dimulai dari node akar kemudian penelusuran dilakukan secara vertikal dan mendalam. Adapun pada penerapannya, pendekatan dari forward chaining dan metode depthfirst search tersebut akan di implementasikan kedalam serangkaian query database yang digunakan untuk melakukan penalaran, penelusuran, dan pencocokan data dari tabel-tabel yang saling berhubungan pada Sistem Pakar tersebut.
Pada proses identifikasi, dalam keadaan tertentu mungkin saja satu manifestasi dapat dimiliki lebih dari satu jenis penyakit infeksi, maka solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan pengelompokan manifestasi berdasarkan jenis penyakitnya, sehingga pada proses penelusurannya, sistem pakar tidak lagi dipusingkan dengan manifestasi yang sama antar penyakit infeksi yang satu dengan yang lainnya, dan Sistem Pakar akan menggunakan suatu nilai temuan dari masing-masing manifestasi tersebut. Selanjutnya Sistem Pakar melakukan penghitungan jumlah temuannya, sehingga dengan jumlah nilai temuan tersebut, Sistem Pakar dapat menyimpulkan jenis penyakit infeksi yang paling dimungkinkan terjadi.
  1. Identifikasi Aktor
Aktor merupakan sesuatu yang berkomunikasi dengan system dan merupakan sesuatu yang eksternal dari system. Adapun aktor pada system pakar spesifikasi penyakit infeksi adalah :
·         Knowledge Engineer (Administrator, Operator)
Kegiatan yang dilakukan meliputi semua fitur pada aplikasi
·         Non Pakar (Member)
Kegiatan yang dilakukan hanya meliputi konsultasi dan menampilkan penjelasan dari sistem
7.      Perancangan
  1. Perancangan Basis Data
Dalam merancang sebuah basis data, diperlukan adanya pemodelan terhadap kebutuhan dan aktifitas yang terjadi pada basis data tersebut. Sehingga pada pelaksanaannya basis data tersebut dapat menjalankan proses dengan baik sesuai dengan kebutuhannya. Adapun perancangan basis data pada aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit infeksi adalah sebagai berikut :
·         Entity Relationship DiagramEntity Relationship Diagram adalah bentuk pemodelan hubungan antar entitas beserta keterkaitannya dengan tabel-tabel yang lain.
·         Struktur Tabel
Merupakan deskripsi lengkap dari table-tabel yang terlibat pada aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar.
  1. Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak aplikasi Portal Informasi dan Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit infeksi terdiri atas arsitektur perangkat lunak dan gambaran antarmuka pemakai. Dimana arsitektur perangkat lunak digambarkan dengan structure chart, dan akan menjelaskan secara terpisah proses-proses yang terjadi, beserta data-data yang terlibat didalamnya.
Sedangkan Antarmuka Pemakai merupakan bagian dari sistem yang digunakan sebagai media perantara dalam penyampaian data dan informasi dari dan ke pengguna.
  1. Perancangan Aturan Pada Basis Pengetahuan
Berdasarkan proses analisis, maka perancangan aturan melibatkan keterkaitan atau hubungan antara manifestasi dengan kategori penyakit infeksi.
                        Berikut ini merupakan contoh implementasi aturan :
Kategori penyakit demam berdarah :
IF [demam tinggi AND pendarahan dihidung AND pendarahan digusi AND nyeri perut dan mual AND muntah darah AND berak darah AND sakit kepala AND nyeri otot AND nyeri sendi AND nyeri ulu hati AND bintik merah pada kulit AND tekanan darah menurun] THEN [Nilai temuan = 12].
Kategori penyakit demam cikungunya
IF [demam tinggi AND postur tubuh membungkuk AND nyeri perut dan mual AND muntah AND sakit kepala AND nyeri otot AND nyeri sendi AND bintik merah pada kulit AND badan lemas AND tekanan darah menurun] THEN [Nilai temuan = 10].
Kategori penyakit leptospirosis :
IF [demam tinggi AND nyeri perut dan mual AND nyeri otot AND nyeri sendi AND sakit kepala AND sesak nafas] THEN [Nilai temuan = 6].
Mengingat Sistem Pakar menggunakan metode penghitungan dari nilai temuan, m aka berdasarkan penalaran aturan diatas, maka dapat disimplulkan penyakitinfeksi yang paling dimungkinkan terjadi adalah demam berdarah dengan 12 nilai temuan, dan adapun kemungkinan kedua adalah demam cikungunya dengan 10
nilai temuan.
Berikut ini merupakan implementasi antarmuka pemakai (interface) untuk aplikasi
Portal Informasi dan Sistem Pakar untuk spesifikasi jenis penyakit infeksi.
Contoh halaman portal dalam penggunaan aplikasi
Implementasi halaman identifikasi tahap 1.


Kesimpulan dan Saran

Setelah mengamati identifikasi masalah yang ada, diantaranya :
  1. Kebutuhan masyarakat akan sarana informasi kesehatan, khususnya menyangkut penyakit-penyakit berbahaya, seperti penyakit infeksi.
  2. Kebutuhan masyarakat akan sarana pembelajaran yang efektif mengenai dunia kesehatan.
  3. Kebutuhan pemerintah atau instansi kesehatan lainnya terhadap sarana sosialisasi, dan penyuluhan kesehatan.
  4. Pengetahuan masyarakat yang sangat terbatas mengenai dunia kesehatan, menyebabkan kelalaian, dan tingkat kesehatan di masyarakat semakin menurun.
  5. Ketidakwaspadaan masyarakat terhadap penyakit-penyakit berbahaya, dapat menyebabkan terlambatnya penanggulangan penyakit tersebut, sehingga berdampak pada keselamatan jiwa masyarakat itu sendiri.

Daftar Pustaka

Wijaya, Rahmadi. (2007). Penggunaan Sistem Pakar dalam Pengembangan portal Informasi
untuk Spesifikasi Jenis Penyakit Infeksi. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan
Komputer CIC. Jurnal Informatika, Vol. 3, No.1, Juni 2007:63-88.

Kamis, 19 April 2012

Surabaya

Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota "terbesar" kedua di Indonesia setelah Jakarta, dengan jumlah penduduk metropolisnya yang mencapai 3 juta jiwa, Surabaya merupakan pusat bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia timur. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat diperhitungkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. Kata Surabaya konon berasal dari cerita mitos pertempuran antara sura (ikan hiu) dan baya (buaya) dan akhirnya menjadi kota Surabaya.

Sejarah

Sebelum kedatangan Belanda
Surabaya dulunya merupakan gerbang Kerajaan Majapahit, yakni di muara Kali Mas. Bahkan hari jadi Kota Surabaya ditetapkan sebagai tanggal 31 Mei 1293. Hari itu sebenarnya merupakan hari kemenangan pasukan Majapahit yang dipimpin Raden Wijaya terhadap pasukan kerajaan Mongol utusan Kubilai Khan. Pasukan Mongol yang datang dari laut digambarkan sebagai ikan SURO (ikan hiu/berani) dan pasukan Raden Wijaya yang datang dari darat digambarkan sebagai BOYO (buaya/bahaya), jadi secara harfiah diartikan berani menghadapi bahaya yang datang mengancam. Maka hari kemenangan itu diperingati sebagai hari jadi Surabaya.

Pada abad ke-15, Islam mulai menyebar dengan pesat di daerah Surabaya. Salah satu anggota Wali Songo, Sunan Ampel, mendirikan masjid dan pesantren di daerah Ampel. Tahun 1530, Surabaya menjadi bagian dari Kerajaan Demak.

Menyusul runtuhnya Demak, Surabaya menjadi sasaran penaklukan Kesultanan Mataram, diserbu Panembahan Senopati tahun 1598, diserang besar-besaran oleh Panembahan Seda ing Krapyak tahun 1610, diserang Sultan Agung tahun 1614. Pemblokan aliran sungai Brantas oleh Sultan Agung akhirnya memaksa Surabaya menyerah. Suatu tulisan VOC tahun 1620 menggambarkan Surabaya sebagai negara yang kaya dan berkuasa. Panjang lingkarannya sekitar 5 mijlen Belanda (sekitar 37 km), dikelilingi kanal dan diperkuat meriam. Tahun tersebut, untuk melawan Mataram, tentaranya sebesar 30 000 prajurit.

Tahun 1675, Trunojoyo dari Madura merebut Surabaya, namun akhirnya didepak VOC pada tahun 1677.

Dalam perjanjian antara Paku Buwono II dan VOC pada tanggal 11 November 1743, Surabaya diserahkan penguasaannya kepada VOC.

Zaman Hindia-Belanda
Pada zaman Hindia-Belanda, Surabaya berstatus sebagai ibukota Karesidenan Surabaya, yang wilayahnya juga mencakup daerah yang kini wilayah Kabupaten Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang. Pada tahun 1905, Surabaya mendapat status Kotamadya (Gemeente). Pada tahun 1926, Surabaya ditetapkan sebagai ibukota provinsi Jawa Timur. Sejak itu Surabaya berkembang menjadi kota modern terbesar kedua di Hindia-Belanda setelah Batavia.

Sebelum tahun 1900, pusat kota Surabaya hanya berkisar di sekitar Jembatan Merah saja. Sampai tahun 1920-an, tumbuh pemukiman baru seperti daerah Darmo, Gubeng, Sawahan, dan Ketabang. Pada tahun 1917 dibangun fasilitas pelabuhan modern di Surabaya.

Tanggal 3 Februari 1942, Jepang menjatuhkan bom di Surabaya. Pada bulan Maret 1942, Jepang berhasil merebut Surabaya. Surabaya kemudian menjadi sasaran serangan udara Sekutu pada tanggal 17 Mei 1944.

Pertempuran mempertahankan Surabaya

Setelah Perang Dunia II usai, pada 25 Oktober 1945, 6000 pasukan Inggris-India yaitu Brigade 49, Divisi 23 yang dipimpin Brigadir Jenderal Aulbertin Walter Sothern Mallaby mendarat di Surabaya dengan perintah utama melucuti tentara Jepang, tentara dan milisi Indonesia. Mereka juga bertugas mengurus bekas tawanan perang dan memulangkan tentara Jepang. Pasukan Jepang menyerahkan semua senjata mereka, tetapi milisi dan lebih dari 20000 pasukan Indonesia menolak.

26 Oktober 1945, tercapai persetujuan antara Bapak Suryo, Gubernur Jawa Timur dengan Brigjen Mallaby bahwa pasukan Indonesia dan milisi tidak harus menyerahkan senjata mereka. Sayangnya terjadi salah pengertian antara pasukan Inggris di Surabaya dengan markas tentara Inggris di Jakarta yang dipimpin Letnan Jenderal Sir Philip Christison.

27 Oktober 1945, jam 11.00 siang, pesawat Dakota AU Inggris dari Jakarta menjatuhkan selebaran di Surabaya yang memerintahkan semua tentara Indonesia dan milisi untuk menyerahkan senjata. Para pimpinan tentara dan milisi Indonesia marah waktu membaca selebaran ini dan menganggap Brigjen Mallaby tidak menepati perjanjian tanggal 26 Oktober 1945.

28 Oktober 1945, pasukan Indonesia dan milisi menggempur pasukan Inggris di Surabaya. Untuk menghindari kekalahan di Surabaya, Brigjen Mallaby meminta agar Presiden RI Soekarno dan panglima pasukan Inggris Divisi 23, Mayor Jenderal Douglas Cyril Hawthorn untuk pergi ke Surabaya dan mengusahakan perdamaian.

29 Oktober 1945, Presiden Soekarno, Wapres Mohammad Hatta dan Menteri Penerangan Amir Syarifuddin Harahap bersama Mayjen Hawthorn pergi ke Surabaya untuk berunding.

Pada siang hari, 30 Oktober 1945, dicapai persetujuan yang ditanda-tangani oleh Presiden RI Soekarno dan Panglima Divisi 23 Mayjen Hawthorn. Isi perjanjian tersebut adalah diadakan perhentian tembak menembak dan pasukan Inggris akan ditarik mundur dari Surabaya secepatnya. Mayjen Hawthorn dan ke 3 pimpinan RI meninggalkan Surabaya dan kembali ke Jakarta.

Pada sore hari, 30 Oktober 1945, Brigjen Mallaby berkeliling ke berbagai pos pasukan Inggris di Surabaya untuk memberitahukan soal persetujuan tersebut. Saat mendekati pos pasukan Inggris di gedung Internatio, dekat Jembatan merah, mobil Brigjen Mallaby dikepung oleh milisi yang sebelumnya telah mengepung gedung Internatio.

Karena mengira komandannya akan diserang oleh milisi, pasukan Inggris kompi D yang dipimpin Mayor Venu K. Gopal melepaskan tembakan ke atas untuk membubarkan para milisi. Para milisi mengira mereka diserang / ditembaki tentara Inggris dari dalam gedung Internatio dan balas menembak. Seorang perwira Inggris, Kapten R.C. Smith melemparkan granat ke arah milisi Indonesia, tetapi meleset dan malah jatuh tepat di mobil Brigjen Mallaby.

Granat meledak dan mobil terbakar. Akibatnya Brigjen Mallaby dan sopirnya tewas. Laporan awal yang diberikan pasukan Inggris di Surabaya ke markas besar pasukan Inggris di Jakarta menyebutkan Brigjen Mallaby tewas ditembak oleh milisi Indonesia.

Letjen Sir Philip Christison marah besar mendengar kabar kematian Brigjen Mallaby dan mengerahkan 24000 pasukan tambahan untuk menguasai Surabaya.

9 November 1945, Inggris menyebarkan ultimatum agar semua senjata tentara Indonesia dan milisi segera diserahkan ke tentara Inggris, tetapi ultimatum ini tidak diindahkan.

10 November 1945, Inggris mulai membom Surabaya dan perang sengit berlangsung terus menerus selama 10 hari. Dua pesawat Inggris ditembak jatuh pasukan RI dan salah seorang penumpang Brigadir Jendral Robert Guy Loder-Symonds terluka parah dan meninggal keesokan harinya.

20 November 1945, Inggris berhasil menguasai Surabaya dengan korban ribuan orang prajurit tewas. Lebih dari 20000 tentara Indonesia, milisi dan penduduk Surabaya tewas. Seluruh kota Surabaya hancur lebur.

Pertempuran ini merupakan salah satu pertempuran paling berdarah yang dialami pasukan Inggris pada dekade 1940an. Pertempuran ini menunjukkan kesungguhan Bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dan mengusir penjajah.

Karena sengitnya pertempuran dan besarnya korban jiwa, setelah pertempuran ini, jumlah pasukan Inggris di Indonesia mulai dikurangi secara bertahap dan digantikan oleh pasukan Belanda. Pertempuran tanggal 10 November 1945 tersebut hingga sekarang dikenang dan diperingati sebagai Hari Pahlawan.


http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surabaya

You are the heroes

I'm not a hero
I did what I had to do
because it was the right thing to do
that is all

You know, we are all ordinary people
but even an ordinary secretary or a housewife or a teenager
can, within their own small ways, turn on a small light
in a dark room, ya?

You are the heroes
you are heroes every day

(Miep Geis, Freedom Writers)


http://siluet-waktu.blogspot.com/

Jumat, 06 April 2012

TELETHERAPY

1.    Pengertian
           Tele-therapy merupakan program konsultasi, terapi, atau coaching tanpa bertatap muka (bertemu) secara langsung. Tele-Therapy (Terapi via phone atau Chat dan tanpa harus bertatap muka) berfokus pada solusi dan memberdayakan sumberdaya pada klien (Client Centre Method). Cara / proses terapinya dengan Conversational Therapy.

2.    Manfaat
  • Lebih menghemat waktu dan biaya, dibandingkan mengunjungi langsung ke klinik.
  • Biaya yang efisien.
  •  Secara drastis mengurangi biaya perjalanan
  • Mudah untuk menggunakan teknologi yang memungkinkan komunikasi interaktif real-time, dua arah (video langsung dan koneksi suara)

3.    Cara kerja:
·      Dapat lewat Chat maupun telepon
·      Mendaftarkan diri untuk pointmen, menjanjikan tentukan waktu yang bagus, pas dan tepat untuk bagi Anda. Sesuai kesepakatan.
·      Tentukan, Apa masalah yang sedang Anda alami? Dan, seperti apa persisnya, hasil yang Anda inginkan, setelah proses terapi berlangsung.
·      Untuk setiap sesi, durasinya maksimal 2 jam.
4.    Kelebihan
Berbasis komputer teleterapi program rehabilitasi kognitif disediakan hasil fungsional yang sama seperti tatap muka terapi wicara-bahasa dengan total biaya yang sama.
5.    Teletherapy mengobati
Persoalan yang berhubungan dengan pikiran, perasaan dan perilaku. Seperti; Susah tidur, trauma, phobia, takut berlebihan, suka menunda, malas, gelisah, was-was, panik, dendam, sedih, kecewa, kecanduan, alergi, tidak percaya diri, merasa bersalah kepada diri, sulit memaafkan, hilang motivasi, tidak tahu tujuan hidup, kekacauan, ketakutan, kemarahan dan keputusasaan atau gangguan mood
.
6.    Contoh Teletherahy yang telah dilaksanakan untuk program pendidikan:
Program diberikan pendidikan khusus dan / jasa yang terkait dengan siswa penyandang cacat usia tiga tahun. Tujuannya adalah untuk menyediakan layanan terapi wicara-bahasa dan pekerjaan melalui point-to-point teleterapi teknologi di sekolah kabupaten, diidentifikasi pada Program pendidikan individual (IEPs).
Untuk mempromosikan misi ini, Integris Kesehatan menawarkan untuk distrik sekolah pedesaan pendekatan inovatif dan alternatif untuk terapi wicara melalui program teleterapi Pidato. Real-time, interaktif telekonferensi digunakan untuk menyediakan berbagai layanan terapi bicara di sekolah.
Layanan yang diberikan oleh program Kesehatan Pidato teleterapi Integris ke kabupaten sekolah pedesaan mencakup, namun tidak terbatas pada terapi bicara, bicara sementara atau jangka panjang, dan evaluasi bahasa siswa, dan layanan terapi koperasi pidato antar kabupaten sekolah pedesaan. Siswa menerima terapi wicara baik dalam kelompok atau sesi individu. Real-time telekonferensi interaktif memungkinkan patologi wicara-bahasa untuk konferensi dengan guru dan orang tua, dan untuk berpartisipasi dalam proses Rencana Pendidikan Individual (IEP). Meskipun kita menarik dari pengalaman masa lalu kita dalam memberikan layanan pidato teleterapi, Program teleterapi setiap distrik sekolah ini dirancang untuk individu kebutuhan yang unik.
Untuk tanggal Integris Kesehatan Program Pidato teleterapi telah berhasil bermitra dengan distrik sekolah pedesaan di seluruh Oklahoma untuk menyediakan layanan pidato teleterapi. Umpan balik yang kami terima dari distrik sekolah pedesaan adalah bahwa program teleterapi Pidato adalah alternatif finansial kompetitif dan sukses untuk model pengiriman layanan lain bahwa mereka sebelumnya telah digunakan. Direktur pendidikan khusus dan administrator mengungkapkan kepuasan dengan konsistensi layanan kami dan antusiasme yang siswa miliki untuk menghadiri terapi wicara melalui real-time telekonferensi interaktif. Orangtua dan guru komentar tentang kemajuan siswa mencerminkan pengamatan kami bahwa pidato teleterapi adalah alternatif untuk terapi wicara tradisional.

7.    Pengembangan E-Therapist (Teleterapi)
Pengembangan E-therapist pada masa depan dapat disampaikan sebagai berikut:


Terapi online, juga dikenal sebagai e-terapi, e-konseling, tele-terapi, atau cyber-konseling, merupakan perkembangan yang relatif baru dalam kesehatan mental di mana terapis atau konselor memberikan saran psikologis dan dukungan melalui Internet. Hal ini dapat terjadi melalui e-mail, video conferencing, online chat, atau telepon Internet. Terapi online dapat terjadi secara real-time, seperti dalam percakapan telepon dan chatroom online, atau dalam format waktu tertunda, seperti melalui e-mail.
Penting untuk dicatat bahwa terapi online tidak dapat dianggap psikoterapi dan tidak akan pernah menggantikan terapi tradisional. Dalam banyak hal, e-terapi saham beberapa kesamaan dengan kehidupan-pembinaan. Sementara terapis online tidak dapat mendiagnosa atau mengobati penyakit mental secara online, mereka dapat menawarkan bimbingan dan nasihat kepada orang yang mengalami masalah dalam hubungan, pekerjaan, atau kehidupan. E-terapi memiliki keterbatasan, tetapi cepat menjadi sumber daya penting untuk semakin konsumen. Meskipun kurangnya penelitian tentang efektivitas pengobatan online, e-terapi menawarkan profesional kesehatan mental cara lain untuk memberikan layanan kepada klien.
Sementara terapi online dipandang dengan skeptis oleh sejumlah besar profesional kesehatan mental, telah mendapat dukungan dari banyak pasien yang telah memanfaatkan online perawatan kesehatan mental. Dalam sebuah studi yang diterbitkan oleh jurnal Psychiatric Services, pasien yang menerima perawatan kesehatan mental melalui konferensi video melaporkan "tingkat kepuasan yang tinggi" (Frueh, C., dkk.., 2000.)
Terapi online tidak cocok untuk semua orang, tetapi telah menunjukkan efektivitas dalam beberapa situasi. Satu artikel di Newsweek (2006) melaporkan bahwa pecandu pulih mungkin manfaat dari terapi online, terutama bagi mereka yang merasa tidak nyaman menghadiri tradisional tatap muka kelompok dukungan.
Sebelum Anda mempertimbangkan terapi online, Anda harus berpikir tentang masalah seperti kerahasiaan , masalah etika dan hukum, serta kualifikasi terapis online.
Selain petimbangan ini, ada hal yang penting juga yang harus kita perhatikan, yaitu tentang virus, yang seolah menjadi ketakutan seluruh pengguna komputer terutama yang terhubung langsung ke internet.
Virus ini tidak dengan virus yang menyerang manusia secara fisik, namun kata ini digunakan hanya karena memilik beberapa persamaan yang mendasar saja dengan istilah kedokteran sebagaimana yang diungkapkan pertama kalinya oleh Fred Cohen pada tahun 1984 di Amerika Serikat. Virus komputer ini adalah sebuah program yang tidak sama dengan program-program komputer lainnya, dimana virus ini dibuat untuk mengganggu jalannya program-program lain dengan cara mengubah, memanipulasi, bahkan yang lebih ekstrim lagi adalah merusak logik program.
Keamanan jaringan adalah salah satu faktor yang paling penting untuk diperhatikan dalam implementasi usaha ini. Karena jika disalahgunakan, maka dikwatirkan akan beresiko bagi pengguna, karena hasil akhir dari terapi ini adalah berupa saran kepada user, kira-kira jenis atau model terapi apa yang paling cocok untuk mengurangi masalah yang sedang terjadi dalam dirinya saat itu. Ada beberapa informasi yang perlu kita ketahui tentang keamanan jaringan sebagai mana disampaikan oleh the_sagita, yaitu sebagai berikut:
1.    denial of services (DoS), serangan ini ditandai dengan jaringan kita tidak bisa diakses atau sistem kita tidak diproses.
2.    spoofing, tandanya adalah penjelmaan dalam bentuk yang lain, yang sering dipakai adalah internet protocol address (ip address) dan node source yang asli digantikan dengan yang lain.
3.    serangan man-in-the-middle, ditandai dengan adanya user perusak yang memposisikan dirinya berada di antara dua titik link komunikasi. Adapun cara yang biasa dipakai adalah menyusup atau men-copy traffic antara dua link, atau dengan cara memposisikan dirinya dalam garis komunikasi dengan bertindak sebagai proxy.
4.    spamming, umumnya dalam bentuk e-mail, newsgroup, atau pesan-pesan dalam diskusi forum.
5.    sniffer, informasi didapat oleh user perusak melalui jaringan. Biasanya berbentuk program yang menangkap paket yang kemudian bisa diduplikasi isinya ke dalam media jaringan file.
6.    crackers, user perusak disini berniat menyerang ketahanan sistem. Biasanya dimotivasi oleh ego, power, atau keinginan untuk mendapatkan perhatian atau pengakuan.

Daftar Pustaka
http://www.kursusnlp.com/2011/11/beginilah-cara-mengatasi-sedih-dan.html
http://www.kursusnlp.com/2011/10/tele-theerapy-program-mau.html
http://rahmawati.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2011/08/Penerapan-Internetworking-untuk-e-Therapist3.pdf